TANGERANG, MEDULA.id – Sebuah konser musik yang seharusnya menjadi ajang hiburan bagi masyarakat Tangerang, berakhir ricuh setelah pembatalan mendadak yang memicu kemarahan penonton.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (23/06/2024) malam. Para penonton Lentera Festival merasa kesal, lantaran sudah membayar tiket Rp115 ribu, namun konser batal tanpa penjelasan.
Penonton yang kecewa kemudian merusak fasilitas konser, bahkan beberapa di antaranya melakukan pengrusakan hingga pembakaran sejumlah properti di atas panggung, seperti alat sound system dan lainnya.
Konser yang mengundang grup band musik papan atas, yakni Guyon Waton dan NDX AKA ini menarik banyak perhatian masyarakat. Salah satunya, dari pelaku event di Kota Palu, yakni Eca.
Eca merupakan penyelenggara Plegmatis Fest bertajuk “Nada Nadi” yang sukses diselenggarakan pada 27 Februari 2023 lalu di Kota Palu.
Ia menyoroti insiden di Tangerang tentang pentingnya perencanaan yang matang dalam penyelenggaraan acara besar, termasuk dalam hal pendanaan.
“Nada Nadi” yang digelar Februari 2023 lalu menghadirkan sejumlah penyanyi Ibu Kota seperti Aldi Taher, eks CJR, hingga Fourtwnty. Acara ini berlangsung dengan sukses dan tanpa hambatan berarti.
Menurut Eca, salah satu faktor kunci keberhasilan acara tersebut adalah adanya dana cadangan yang memadai untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi selama penyelenggaraan.
“Sebagai Event Organizer, kita harus memiliki perencanaan yang matang. Ini termasuk mempersiapkan dana cadangan untuk menutupi berbagai kekurangan yang mungkin muncul. Dengan demikian, kita bisa menghindari insiden seperti yang terjadi di Tangerang,” ujarnya saat dihubungi Rabu (26/06/2024).
Ia mengatakan bahwa selain dana cadangan, komunikasi yang baik dengan penonton juga sangat penting.
“Ketika ada kendala teknis atau masalah lainnya, penting untuk segera memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada penonton. Ini dapat membantu meredam emosi dan mencegah situasi menjadi tidak terkendali,” katanya.
Eca juga menekankan, para penonton untuk bijak dalam menyikapi sebuah konser yang gagal, jangan sampai merusak barang-barang milik vendor.
“Konser yang gagal bukan menjadi tanggung jawab vendor, karena itu semua full dari panitia. Vendor hanya disewa juga,” tambahnya.
Kejadian di Tangerang ini menjadi pelajaran berharga bagi para penyelenggara acara di masa depan.
Dengan perencanaan yang matang dan komunikasi yang baik, diharapkan insiden serupa dapat dihindari dan konser dapat berjalan dengan lancar serta memberikan hiburan yang menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat.
Baca Juga: Hampir 500 KK Terdampak Banjir di Desa Mbuwu Donggala