Palu, Medula.id – Transportasi publik di wilayah perkotaan berperan penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat, mengurangi kemacetan, dan mendukung keberlanjutan kota. Untuk itu, Pemerintah Kota Palu mengoperasikan 26 unit bus Trans Palu yang tiba dari Malang, Jawa Timur, kemarin. Keberadaan bus ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan transportasi publik di Kota Palu.
Dinas Perhubungan Kota Palu berkomitmen untuk memperbaiki layanan angkutan perkotaan, meniru langkah daerah lain yang telah sukses menghadirkan sistem angkutan massal cepat berbasis bus (Bus Raya Terpadu/BRT). Sebagai ibu kota provinsi, Kota Palu diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana transportasi umum yang memadai bagi warganya, seiring dengan kota-kota besar lainnya seperti Makassar, Balikpapan, Medan, dan Surabaya.
Sejak diumumkan bahwa bus Trans Palu akan diuji coba mulai Selasa (1/10), banyak warga yang antusias mencobanya. Salah satunya, seorang pengguna yang menaiki bus koridor 03M dengan rute dari Taman GOR menuju Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri.
Selama masa uji coba yang berlangsung hingga 31 Desember 2024, masyarakat dapat menikmati layanan bus ini secara gratis. Namun, mulai 1 Januari 2025, pengguna akan dikenakan tarif sebesar Rp5.000 per perjalanan, dengan pembayaran menggunakan QRIS.
Dengan tarif yang terjangkau, Trans Palu menyediakan rute yang mencakup Pantoloan—Taman GOR (Koridor 01), Balai Kota—Pasar Inpres Manonda (Koridor 02), Bandara Mutiara—Taman GOR via Jalan Wolter Monginsidi (Koridor 03M), Bandara Mutiara—Taman GOR via Jalan Moh. Yamin (Koridor 03Y), dan Terminal Tipo—Bandara Mutiara (Koridor 04). Semua rute tersebut melayani perjalanan bolak-balik dan memungkinkan penumpang untuk memanfaatkan rute integrasi di Halte Taman GOR.
Dengan hadirnya Trans Palu, diharapkan transportasi publik di Kota Palu semakin efisien dan mampu mendukung mobilitas masyarakat sehari-hari.
