Palu, Medula.id – Hannah Asa Indonesia bekolaborasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kota Palu menyelenggarakan kegiatan Kelas Literasi Keuangan bertajuk “Waspada Pinjol dan Judol yang mencekam dan Formulasi Penanggulangan AIDS”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (11/10) di Hannah Homestay Palu, dan dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari berbagai lembaga. Tujuan kegiatannya yaitu membahas cara mengelola uang dengan bijak dan hindari jebakan pinjol dan judol, selain itu, membahas pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah AIDS.
Kegiatan Kelas Literasi tersebut dimulai dengan materi yang dibawakan oleh Ketua Pelaksana KPA Kota Palu, Riki B. Muhamad Lahia, “HIV-AIDS semakin marak terjadi di Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu. Ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat untuk selalu berupaya menanggulangi HIV-AIDS serta mengkampanyekan tentang isu ini. Jadi ada 8 kecamatan dan 46 kelurahan yang mesti kita urus bersama untuk mencegah lonjakan kenaikan angka kasus HIV-AIDS di Kota Palu.” Ujarnya dalam pengantar kegiatan Kelas Literasi.
Kemudian sesi kedua dilanjutkan dengan pembekalan materi tentang Literasi Keuangan yang dibawakan oleh Mardiyah selaku founder Hannah Asa Indonesia. “di bulan April ada berita yang kurang mengenakkan ternyata menurut Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK Halimatus Sa’diyah, Rabu (24/4/2024, ternyata, jumlah penyaluran pinjaman online (pinjol) dari fintech lending sebesar Rp21,67 triliun sedangkan dari sisi kredit macet atau menunda pembayaran lebih dari 90 hari, di dominasi generasi Z dalam kredit macet dari total outstanding pinjol dengan total Rp667,10 miliar, nah orang kalau terlilit pinjaman dan masuk kategori skor kredit 3, 4, atau 5 dalam BI Checking pasti masuk ke dalam kategori Blacklist BI checking atau SLIK OJK akibatnya nanti kalau misalnya dia mau ambil pinjaman motor, mobil, beli rumah,akan mengalami kesulitan. Dia di blacklist sama Bank Indonesia, karen Bank Indonesia itu punya sistem namanya SLIK. Jadi di SLIK tersebut semua namanya kita tercatat.”
Lalu kegiatan ditutup dengan kesimpulan yang dibawakan oleh Aysha Malik selaku Public Relation Officer Hannah Asa Indonesia. Ia menjelaskan tentang pentingnya mencegah perilaku yang menimbulkan HIV-AIDS, data kasus temuan HIV-AIDS di Kota Palu, dan kesimpulan dari pemaparan mengenai Literasi Keuangan : maraknya Judol dan Pinjol yang mencekam saat ini ternyata berkaitan erat dengan perencanaan keuangan syariah, salah satu perbedaan mendasar ekonomi syariah dari produk keuangan konvensional adalah pengenaan bunga pada semua produk, yang kerap digolongkan dalam perilaku riba. anak muda kota palu dan sekitarnya mulai harus melek literasi keuangan syariah, karena tidak hanya relevan dalam konteks ekonomi dan bisnis Islam semata, tetapi juga memberi pengaruh baik ke persoalan perilaku yang menyertainya.