Webinar Nasional : Gagasan Pemimpin Muda Dalam 2 Tahun Mendatang

Bagikan Via:

Pada Jumat, 8 November 2024, Onschool Indonesia Group menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk “Gagasan Pemimpin Muda Dalam 2 Tahun Mendatang” yang dihadiri oleh 228 peserta. Webinar ini menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka dalam bidang kepemimpinan dan kepemudaan yang membahas secara komprehensif gagasan-gagasan pemimpin muda di masa depan. Sesi ini dipandu oleh tiga narasumber yaitu :

  • Jihan Abi Abdullah (Ketua Umum FORPIMNAS terpilih)
  • Rikza Hasballa (Ketua Perisai Demokrasi Bangsa)
  • Ahmad Zaki M. (Pemuda Berprestasi Kemenpora 2024)

Kegiatan webinar ini dimoderatori oleh Bintang Lubis selaku Alumni PKPMN Kemenpora RI Angkatan V, dan sambutan pembuka yang disampaikan oleh Andi Susanto sebagai Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda Kemenpora RI. Andi Susanto (Asisten Deputi Kepemimpinan Pemuda, KEMENPORA RI) menekankan pentingnya pengembangan wawasan, kontribusi, dan sikap kritis sebagai seorang pemimpin. Menurutnya, pemuda harus memahami perubahan dari berbagai perspektif untuk menciptakan solusi alternatif melalui kolaborasi.

Para narasumber membagikan wawasan mendalam mengenai peningkatan kesadaran pemuda terhadap keberlanjutan dan membangun mitra dengan pemerintah dan stakeholder terkait, serta mengoptimalkan potensi diri untuk menciptakan sumber daya manusia yang bersaing secara global.

Jihan Abi, Ketua Umum FORPIMNAS memberikan poin-poin penting mengenai pemuda, yakni melakukan gerakan penyadaran yang masif, seperti kegiatan webinar ini, Berkolaborasi dengan pemerintah untuk menciptakan peluang yang luas, Mendorong pemuda agar melek politik dan dapat mengendalikan teknologi.

Adapun narasumber kedua, Ahmad Zaki berpendapat bahwa penting untuk melakukan pemanfaatan teknologi dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan lainnya, membangun kemitraan untuk menciptakan program berkelanjutan, di mana kompetisi dianggap sebagai peluang kolaborasi, serta meningkatkan kesadaran pemuda terhadap keberlanjutan dan pentingnya kampanye serta diskusi terbuka. “Kita perlu sadar bahwa pembangunan keberlanjutan adalah kunci bagi Indonesia Emas. Untuk itu, pemuda harus peka akan hal ini melalui kampanye, diskusi, dan kolaborasi,” jelas Zaki. Baginya, pemuda harus bisa membangun kemitraan yang saling mendukung dan memanfaatkan perkembangan teknologi secara positif di berbagai bidang.”

Sementara itu, Rikza Hasballa selaku Ketua Perisai Demokrasi Bangsa, menekankan pada pemuda harus menjadi kompas dalam perkembangan teknologi dan organisasi, Gen Z semakin tertarik pada karir digital seperti content creator, mengoptimalkan potensi diri dan memanfaatkan ruang digital untuk pendapatan. “Pemuda harus menjadi kompas dalam perubahan teknologi dan organisasi pemuda,” ungkap Rikza. Menurutnya, penting bagi pemuda untuk mampu memaksimalkan potensi dalam diri mereka melalui berbagai platform yang tersedia.

Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan Youtube,memungkinkan para peserta dari seluruh penjuru Indonesia dapat mengikuti acara ini tanpa batasan geografis. Webinar bisa diakses secara gratis, yang menunjukkan komitmen Onschool untuk menyebarkan pengetahuan dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh pemuda di tanah air.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan menarik, di antaranya tentang dampak transformasi digital terhadap aspek human-centric dan branding pemuda di dunia maya. Imam Arif dari Jogja mengangkat isu mengenai hilangnya empati dan pelayanan pribadi di tengah maraknya otomatisasi digital. Menurut pembicara, walaupun teknologi dapat menggeser beberapa aspek human-centric, elemen empati tetap harus dipertahankan dalam setiap interaksi digital. Kolaborasi manusia dan teknologi dianggap sebagai kombinasi yang ideal dalam menciptakan keseimbangan.

Ahmad Wahyu juga mengajukan pertanyaan terkait fenomena branding pemuda di dunia maya yang kerap berbeda dengan realita. Menanggapi hal ini, pembicara menyampaikan bahwa branding yang berbeda adalah refleksi dari pergeseran identitas pemuda di era digital, namun esensi positif dari branding tersebut tetap bisa diambil.

Acara ditutup dengan harapan dari semua pihak bahwa pemuda Indonesia dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, terutama dalam menghadapi tantangan dua tahun ke depan. Kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan organisasi kepemudaan diharapkan dapat terus meningkat demi terciptanya ekosistem yang berkelanjutan dan inklusif. Acara ini menjadi momentum bagi para pemuda untuk bersatu, berbagi gagasan, dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik dalam dua tahun mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *