Palu, Medula.id – Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako (Untad) menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan Founder Hannah Asa Indonesia sebagai praktisi pada mata kuliah Komunikasi Lingkungan dan Reliensi Bencana, Selasa (26/11/2024) pagi waktu setempat.
Kuliah tamu yang dihadiri belasan mahasiswa calon magister itu dilaksanakan secara daring, sekaligus dipandu langsung oleh Dosen Ilmu Komunikasi, Dr. Stephanus Bo’do, S.Sos, M.Si.
Dalam kuliah tamu, berbagai isu bermunculan, mulai dari komunikasi pentahelix sampai dengan literasi keuangan.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, membeberkan, perusahaan konsultan keuangan yang dirintisnya mempraktikkan komunikasi pentahelix.
“Tentunya dalam mensosialisasikan literasi keuangan di Sulawesi Tengah, memerlukan strategi yang tepat. Harapannya, kolaborasi pentahelix dapat mendorong pencapaian target yang lebih inklusif, akseleratif, dan konkrit karena realisasi dalam program Hannah Asa Indonesia”, terangnya.
Ia menjelaskan, dengan menerapkan pentahelix, komunikasi dapat dibangun dari berbagai arah, mulai dari Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, hingga Media,”
Terkait lingkungan, Mardiyah bilang Sumber Daya Alam (SDA) di Sulawesi Tengah berlimpah. Sehingga perlu peran generasi muda untuk menjaga kelestariannya. Salah satunya dengan cara gerakan pemulihan ekonomi nasional yaitu dengan cerdas mengelola keuangan.
“Alam ini merupakan warisan untuk anak cucu, sudah menjadi tugas kita untuk merawatnya, basic skill yang harus dimiliki masyarakat Sulawesi Tengah yang pernah terpuruk karena mengalami bencana di 2018 adalah pandai mengelola keuangan. Harapan saya dan tim Hannah, tentunya generasi muda Sulawesi Tengah harus mengambil bagian dari gerakan pemulihan ekonomi nasional, dengan cara menyiapkan diri menjadi intelektual muda yang unggul.”
Menurutnya, untuk menuju Indonesia emas pada 2024 nanti, generasi muda perlu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengembangan ekonomi.
“Karena jutaan pemuda pemudi akan menjadi masa depan Indonesia Emas 2045 melalui penguasaan ilmu pengetahuan, pengembangan ekonomi, serta penguasaan teknologi,” tambahnya.
Kuliah tamu turut menghadirkan, Public Relation Coordinator Hannah Asa Indonesia, Rendy Zulkarnaen, yang saat ini tengah mengambil studi S2 Ilmu Komunikasi di Untad.
Katanya, Ilmu Komunikasi Lingkungan sangat menarik untuk dipelajari. Ia juga mendorong agar mahasiswa S2 yang mengikuti kuliah tamu tersebut dapat mengangkat topik komunikasi lingkungan pada tesis nanti
“Banyak ilmu-ilmu yang menarik di pasca di ilmu komunikasi, terutama komunikasi lingkungan, saya tertarik dengan topik ini, mungkin nanti mahasiswa di sini atau Pa Step bisa mengangkat topik ini untuk penelitian dan kami bisa ikut serta,” katanya.
Dosen Ilmu Komunikasi Untad, Dr. Stepanus Bo’do, S.Sos, M.Si, menjelaskan tentang mindfulness. Ia menekankan, mindfulnes penting bagi kehidupan terutama dalam dunia kerja.
“Terus terang saya juga sudah memperhatikan lama soal mindfulness. Jadi setiap hari, harus ada refleksi apa yang kita alami karena mindfulness sangat berpengaruh ke semua aspek kehidupan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan tentang perbedaan mahasiswa dalam dan luar negeri ketika memulai pelajaran. Menurutnya, setiap orang harus menerapkan mindset “contribute” terutama dalam dunia kerja.
“Mahasiswa di luar itu kalau masuk di kelas, dia mempersiapkan dirinya untuk contribute, pertanyaannya itu adalah what can i do. Dia selalu bertanya apa yang dia bisa berikan subangsihnya. Nah kita, dalam pengalaman saya di Indonesia orang masuk kelas itu bertanya apa yang bisa saya dapat. Apa yang saya dapat dari sini. Demikian juga kalau bekerja di sebuah perusahaan, orang bertanya apa yang saya bisa dapat. Seharusnya apa yang bisa saya berikan untuk perusahaan ini,” tambah Stepanus.