PALU, MEDULA.id – Masyarakat Kota Palu, yang tengah menikmati suasana Car Free Day di depan Kodim 1306/Kota Palu, berkesempatan menyaksikan pagelaran seni yang memukau, Pentas Seni Reog Ponorogo, pada Minggu pagi (22/12/2024).
Pentas seni yang diadakan oleh Reog Singo Manggolo Mudho dari Padepokan Seni Sendhang Kinasih ini berhasil menarik perhatian banyak pengunjung yang sedang berolahraga dan beraktivitas di area bebas kendaraan tersebut.

Dengan bertajuk “Rayakan Budaya Indonesia”, pementasan Reog Ponorogo tersebut merupakan bagian dari upaya untuk merayakan penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Pagelaran ini juga menjadi wujud partisipasi dari para seniman Reog Ponorogo di seluruh dunia, termasuk di Kota Palu, dalam merayakan pengakuan internasional terhadap kesenian tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Reog Ponorogo: Warisan Budaya Dunia
Pentas seni yang berlangsung penuh semangat ini menampilkan atraksi khas Reog Ponorogo, dengan para pemain yang mengenakan kostum penuh warna dan topeng besar, serta diiringi musik tradisional yang memukau.
Salah satu atraksi utama dari Reog Ponorogo adalah Jathil, penari kuda lumping yang tampil dengan gerakan lincah, serta Barongan, topeng singa besar yang dikenakan oleh pemain yang memimpin pertunjukan.

Reog Ponorogo dikenal dengan kekuatan visual yang kuat, di mana para pemainnya seolah menyatu dengan energi budaya yang mendalam.
Menurut Perwakilan Padepokan Seni Sendhang Kinasih, Tatag, acara ini digelar serentak di berbagai tempat di seluruh dunia, sebagai bagian dari perayaan atas penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
“Kami merasa sangat bangga bisa ikut berpartisipasi dalam perayaan ini. Pentas seni Reog Ponorogo yang kami tampilkan di Car Free Day Kota Palu ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengenalkan dan melestarikan budaya Indonesia, khususnya Reog Ponorogo, di mata dunia,” ujarnya.
Pentas Seni yang Menghibur dan Mendidik
Pagelaran yang berlangsung selama lebih dari satu jam ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik masyarakat tentang pentingnya melestarikan seni tradisional.
Masyarakat yang hadir, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, tampak antusias menyaksikan setiap gerakan dan atraksi yang dipertunjukkan.
Beberapa di antaranya bahkan tampak ikut bertepuk tangan dan bersorak gembira saat para pemain Reog Ponorogo menunjukkan kemampuan luar biasa mereka.
“Ini pertama kalinya saya melihat Reog Ponorogo secara langsung. Sangat menarik dan luar biasa. Saya bangga bisa menyaksikan seni tradisional kita yang kini dikenal dunia,” ujar Rina, salah satu pengunjung yang hadir di Car Free Day.
Harapan untuk Kota Palu
Dengan adanya pementasan ini, diharapkan seni dan budaya Indonesia, khususnya Reog Ponorogo, dapat semakin dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun internasional.
Diharapkan kegiatan budaya seperti ini dapat terus dilaksanakan secara rutin, untuk memperkaya kehidupan budaya masyarakat Palu serta menarik perhatian wisatawan.