PALU, MEDULA.id – Sejak mulai beroperasi pada 1 Oktober 2024, Bus Trans Palu sempat menjadi angkutan publik yang sangat diminati masyarakat Kota Palu. Dengan 26 unit bus yang beroperasi bebas tarif, masyarakat memadati titik-titik pemberangkatan, seperti Taman Gor, sekitar kantor Wali Kota Palu, dan titik lainnya. Namun, setelah pengenaan tarif mulai berlaku pada 1 Januari 2025, jumlah penumpang Bus Trans Palu menunjukkan penurunan yang signifikan.
Pada periode 1 Oktober hingga 31 Desember 2024, masyarakat sangat antusias menggunakan jasa bus yang disediakan Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perhubungan (Dishub) tersebut. Keramaian warga yang antre di titik pemberangkatan hanya bertahan tiga bulan, sejak pengenalan layanan gratis. Namun, dengan diberlakukannya tarif baru, jumlah penumpang mulai berkurang, terutama pada titik-titik seperti Taman Gor.
Menurut Rivan, seorang sopir Bus Trans Palu rute Pantoloan, kondisi yang terlihat saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya. “Dulu banyak sekali penumpang yang antre, bahkan ada yang terpaksa berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Sekarang, tempat duduk banyak yang kosong,” ujar Rivan kepada FileSulawesi.com.
Hal serupa juga disampaikan oleh Andi, sopir lain yang melayani rute Pantoloan. Menurutnya, sebelum pengenaan tarif, bus selalu penuh dengan berbagai kalangan, mulai dari siswa, karyawan, hingga masyarakat umum. “Dulu, bus sering penuh dan banyak penumpang yang menunggu di titik pemberangkatan. Sekarang, penumpangnya jauh berkurang dibandingkan waktu masih gratis,” terangnya.
Pemerintah Kota Palu kini memberlakukan tarif bervariasi untuk pengguna jasa Bus Trans Palu. Siswa dikenakan tarif Rp2.500, sementara masyarakat umum dikenakan tarif Rp5.000 per sekali perjalanan. Pembayaran dilakukan melalui sistem non-tunai, menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang dapat digunakan dengan berbagai bank, atau E-Many untuk pengguna Bank Mandiri. Selain itu, metode pembayaran manual juga tersedia, melalui saldo yang dikelola oleh pramugara/pramugari atau sopir.
Penurunan jumlah penumpang ini menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat. Banyak yang merasa keberatan dengan adanya tarif, yang sebelumnya tidak dikenakan. Meski demikian, Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perhubungan masih berupaya untuk menjaga operasional Bus Trans Palu agar tetap berjalan dengan baik dan memberikan kemudahan bagi warga dalam bertransportasi.
Sementara itu, Rivan dan Andi berharap agar kondisi ini bisa kembali pulih, dan layanan Bus Trans Palu bisa terus diminati oleh masyarakat, seperti saat masih gratis.