PALU, MEDULA.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu tengah menggali wacana penerapan sistem pembelajaran hybrid di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungannya, termasuk PAUD, SD, dan SMP. Rencana ini dibahas dalam rapat yang dihadiri oleh para kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu pada Kamis (6/2/2025).
Walikota Palu, Hadianto Rasyid, menjelaskan bahwa wacana penerapan sistem pembelajaran hybrid ini muncul sebagai langkah efisiensi yang sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto saat retreat di Magelang beberapa waktu lalu. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu menegaskan bahwa sosialisasi dan diskusi mengenai rencana ini akan segera dilakukan dengan para guru serta orang tua siswa untuk memastikan implementasi yang tepat.
Selain pembahasan di sektor pendidikan, Pemkot Palu juga berencana untuk menerapkan sistem kerja hybrid bagi kantor-kantor dinas di bawah naungannya. Kebijakan ini akan mulai diterapkan pada 24 Maret 2025, dengan skema tiga hari Work From Office (WFO) dan dua hari Work From Anywhere (WFA). Namun, untuk instansi yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, kebijakan WFO penuh tetap diberlakukan.
Informasi terkait kebijakan ini dibagikan melalui akun Instagram Walikota Palu, Hadianto Rasyid. Unggahan tersebut mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat, dengan komentar pro dan kontra mengenai kebijakan yang tengah dirancang ini.
Salah satu netizen menegaskan, “Dari sekian program yang kami dukung, kali ini TIDAK SETUJU. Kalau masuk sekolah, anak-anak punya kewajiban disiplin waktu, patuhi tata tertib, belajar tata krama secara langsung, belajar tanggung jawab, atur jadwal pelajaran, bangun pagi, dsb. Sementara di rumah? Dibenaknya bebas.”
Namun, ada juga yang berkomentar, “Anak-anak dikenalkan digitalisasi, aduuuuh pak, anak-anak kita itu digital native, jadi gak perlu dikenalkan lagi,” ujar pemilik akun lain.
Pemkot Palu berharap kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi sistem pendidikan dan pelayanan publik di kota tersebut. Dengan penerapan yang optimal, diharapkan pembelajaran hybrid dapat meningkatkan fleksibilitas tanpa mengurangi kualitas pendidikan. Begitu pula dengan sistem kerja hybrid yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pegawai tanpa mengurangi efektivitas pelayanan kepada masyarakat.