PALU, MEDULA.id – Demonstrasi yang diinisiasi oleh Aliansi Sulteng Menggugat memaksa memasuki gedung DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Kamis sore (20/3/2025). Massa tergabung dari mahasiswa sekota Palu dan masyarakat sipil ini menggaungkan seruan boikot gedung DPRD Sulteng.

“Kami aliansi masyarakat menggugat, khususnya mahasiswa, kami hadir di kantor DPRD ini bukan ingin mendengarkan solusi, tapi ingin memboikot kantor Dewan Perwakilan Rakyat daerah Provinsi Sulawesi Tengah (DPRD Sulteng). Karena bagi kami, beberapa aksi belakangan tidak menemui titik terang dari hasil demonstrasi kita beberapa waktu belakangan yang sampai menimbulkan korban!” tegas Alam (21) selaku Koordinator Lapangan II (Korlap II) perwakilan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.
Seruan aksi ini membawa lima tuntutan terdiri dari menolak efisiensi anggaran, menolak tambang ilegal di Sulteng, menuntut RUU Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sahkan RUU Perampasan Aset, dan isu paling utama ialah RUU TNI.
Aksi Kamisan juga turut menyatu dalam massa. Hal ini disampaikan Wakil Koordinator Anggun Putri Yolanda yang memimpin aksi Kamisan pada Kamis sore.
“Terkait dengan Aksi Kamisan yang memang sebelumnya dijadwalkan di Tugu Nol. Namun, kemudian tadi Subuh kita memutuskan untuk bergabung besama teman-teman karena yang pertama, isu yang kita angkat pada hari ini tujuannya sama yaitu tolak Revisi Rancangan Undang-Undang TNI,” jelas Anggun (22).
Kata dia, hal ini demi menghindari rasa ekslusif dari gerakan mengingat massa yang sedikit.
Tepat pukul 15.57 WITA massa berhasil membobol pertahanan aparat kepolisian. Setelah dicegah memasuki gerbang sebelah selatan dengan alasan gerbang rusak, massa akhirnya berlari ke arah gerbang di sisi utara. Gerbang di utara yang tadinya terbuka lebar mendadak berusaha ditutup oleh aparat, tetapi massa berhasil menerobos.
Tidak sampai di situ, setelah menduduki halaman gedung, demonstran masih berusaha memasuki pintu gedung DPRD Sulteng. Aksi ini berakhir saling dorong dengan aparat. Menjelang berbuka barulah massa duduk kembali dan berbuka puasa bersama. Hingga malam tiba, massa tetap bertahan dengan menyalakan lilin dan berpindah kembali ke depan gerbang DPRD sambil membawa lilin. Massa bertekad untuk menetap seperti yang disampaikan oleh Korlap I perwakilan dari Universitas Tadulako, Wagif.
“Aksi akan tetap bertahan sampai RUU TNI itu dicabut kembali pengesahannya! Kita akan melakukan aksi berkelanjutan!” ujar Wagif.