PALU,MEDULA.id – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tengah tengah mengintensifkan kegiatan pembersihan drainase di sejumlah titik strategis di wilayah perkotaan. Salah satu lokasi utama yang menjadi fokus adalah di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
Kegiatan pembersihan berlangsung pada Sabtu (18/4/2025), dan melibatkan penggunaan alat berat untuk mengangkat sedimen dan limbah yang mengendap di dalam saluran air. Beberapa penutup drainase di kawasan tersebut dibongkar untuk memudahkan proses pengerukan. Limbah hasil pembersihan diangkut menggunakan truk roda enam ke tempat pembuangan.
Menurut pengawas lapangan dari BPPW, Ashari, pembersihan sedimen telah berlangsung selama kurang lebih enam hari. Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi banjir, terutama menjelang datangnya musim hujan.
“Pembersihan dilakukan agar air dalam saluran tidak meluap dan menyebabkan genangan di jalan,” ujar Ashari kepada media.
Namun, proses tersebut tidak berjalan tanpa hambatan. Sejumlah warga dan pemilik toko di sekitar lokasi sempat menolak pembongkaran penutup saluran air yang berada di depan bangunan mereka. Penolakan ini menjadi kendala tersendiri bagi kelancaran pengerjaan di lapangan.
“Ada beberapa toko bangunan yang menolak penutup saluran airnya dibongkar. Tapi pemiliknya bersedia membantu dengan penyemprotan sedimen di bawah jembatan tokonya menggunakan alat dari pemadam kebakaran,” jelas Ashari.
Pihak BPPW kini menunggu proses penyemprotan tersebut untuk menilai efektivitas metode alternatif itu. Jika ternyata tidak memberikan hasil maksimal, maka pembongkaran penutup drainase tetap akan dilakukan demi kelancaran aliran air dan mencegah penyumbatan yang bisa berujung pada banjir.
Ashari menegaskan bahwa saluran air yang tersumbat akibat limbah rumah tangga atau aktivitas komersial dapat menjadi penyebab utama luapan air saat hujan deras turun.
“Pembuangan limbah masyarakat apabila tidak dibersihkan akan tersumbat dan membuat air meluap,” pungkasnya.
