PALU,MEDULA.id – Kekecewaan kembali mewarnai pelaksanaan event di Kota Palu. Kali ini, event bertajuk “Ayo Color Run” yang digelar pada Minggu (8/6/2025) di Lapangan Immanuel, menuai banyak keluhan dari para peserta.
Bukan karena hujan atau kendala teknis besar, namun karena buruknya manajemen acara yang dinilai jauh dari ekspektasi, terlebih dengan biaya pendaftaran yang tidak murah—mencapai Rp200 ribu per peserta.
Alih-alih menjadi ajang seru penuh warna, event ini justru menjadi catatan kelam baru dalam sejarah penyelenggaraan acara publik di Palu. Berbagai komentar negatif membanjiri akun Instagram resmi penyelenggara, @ayocolor_run. Banyak peserta menyuarakan kekecewaan, bahkan tidak sedikit yang menuntut pengembalian uang alias refund.
“Racepack amburadul, sistem antriannya ngaco. Rundown juga molor-molor, banyak peserta bingung harus ngapain,” tulis salah satu netizen di kolom komentar.
Kritik lainnya menyasar pada mekanisme doorprize yang dituding scam karena hingga acara berakhir, pengundian tidak kunjung dilakukan sesuai janji.
Menanggapi gelombang kritik ini, pihak panitia akhirnya angkat bicara melalui unggahan klarifikasi di akun Instagram mereka. Mereka menyampaikan permintaan maaf atas kekacauan yang terjadi, khususnya terkait doorprize. Pihak panitia menyatakan bahwa mereka sedang mengupayakan solusi dan tetap berkomitmen untuk melakukan pengundian doorprize yang telah dijanjikan.
Namun klarifikasi tersebut belum cukup meredam kemarahan publik. Banyak pihak mempertanyakan keseriusan panitia dan kualitas penyelenggaraan event di Kota Palu secara umum. Event ‘Ayo Color Run’ pun kini menjadi simbol dari masih buruknya tata kelola dan profesionalisme dalam dunia event lokal.
Kejadian ini menambah daftar panjang event-event gagal di Palu yang sebelumnya juga pernah terjadi. Dari konser musik hingga festival UMKM, masalah serupa kerap berulang: kurangnya koordinasi, minimnya transparansi, dan buruknya pelayanan terhadap peserta maupun pengunjung.
Masyarakat pun mulai menuntut agar pemerintah kota melalui dinas terkait turun tangan mengevaluasi dan mengawasi dengan ketat penyelenggaraan event publik. Harapannya, ke depan tidak ada lagi event yang justru mencederai semangat rekreasi dan partisipasi masyarakat. Karena publik layak mendapatkan pengalaman yang setara dengan biaya dan harapan yang mereka titipkan.