MOROWALI UTARA,MEDULA.id – Musibah banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu malam (14/6) mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Arnila Hi. Moh Ali, yang menyampaikan rasa prihatin dan empatinya terhadap warga terdampak, sekaligus menegaskan pentingnya peran serta perusahaan di sekitar lokasi kejadian dalam membantu proses pemulihan.
“Saya turut prihatin atas musibah banjir dan longsor yang menimpa warga kita di Morowali Utara, khususnya di Kelurahan Bahontula, Bahoue, dan Desa Ganda-Ganda. Dalam situasi seperti ini, kehadiran perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah terdampak sangat dibutuhkan, terutama dalam mendukung perbaikan infrastruktur yang rusak agar aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan dengan normal,” tegas Arnila Hi. Moh Ali.
Ia menekankan bahwa perusahaan, khususnya yang bergerak di sektor pertambangan dan perkebunan, tidak hanya berkewajiban dalam aspek ekonomi, tetapi juga secara sosial harus turut menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Data BPBD: Puluhan Warga Terdampak, Rumah dan Fasilitas Umum Rusak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah melalui Kepala Pelaksananya, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM, melaporkan bahwa banjir dan longsor terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi yang memicu luapan sungai serta menyebabkan longsor di sejumlah badan jalan.
“Banjir terjadi pada pukul 22.00 WITA, Sabtu malam, dan kami menerima laporan resmi pada pukul 00.48 WITA, Minggu dini hari. Tiga wilayah terdampak yakni Kelurahan Bahontula, Bahoue, dan Desa Ganda-Ganda di Kecamatan Petasia,” kata Akris dalam keterangannya.
Dari asesmen awal yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi bersama BPBD Kabupaten Morowali Utara, berikut data terdampak:
- Kelurahan Bahontula (Lorong Kamboja): 4 KK / 16 jiwa
- Kelurahan Bahoue (Jalan Kuda Laut dan Jalan Batu Susun): 4 KK / 12 jiwa, 3 unit rumah rusak, 3 fasilitas umum terdampak
- Desa Ganda-Ganda: 1 KK terdampak, 1 rumah warga mengalami kerusakan berat
- Pengungsi: 2 KK mengungsi secara mandiri
- Korban jiwa: Nihil
Selain rumah warga, bencana ini juga menyebabkan kerusakan pada akses jalan dan infrastruktur desa yang penting bagi mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat. Saat ini, hujan masih berlangsung di sebagian wilayah dan upaya koordinasi serta tanggap darurat terus dilakukan.
Kebutuhan Mendesak dan Imbauan Pemerintah
BPBD menyatakan sejumlah kebutuhan mendesak untuk percepatan penanganan bencana ini antara lain logistik penanganan bencana dan alat berat untuk membersihkan material longsor dan memperbaiki jalan-jalan yang terdampak.
“Situasi masih dinamis karena hujan masih turun. Kami terus berkoordinasi dengan aparat desa, pemerintah kabupaten, dan berharap bantuan dari pihak swasta juga segera turun tangan,” kata Akris.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan tanah longsor, terutama bagi warga yang tinggal di daerah bantaran sungai dan lereng perbukitan.
Dalam momentum ini, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Dapil Morowali dan Morowali Utara Arnila Hi. Moh Ali kembali mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk perusahaan yang mendapat manfaat dari sumber daya alam di wilayah tersebut.
“Bencana ini bukan hanya soal cuaca, tetapi juga refleksi dari bagaimana kita mengelola lingkungan dan menyiapkan sistem tanggap darurat yang inklusif. Saya berharap pemerintah daerah, BPBD, dan dunia usaha saling bergandengan tangan demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Morut,” pungkasnya.