Dari The Sya ke Grand Sya Hotel: Menyulam Harapan Pasca Bencana Palu

Bagikan Via:

PALU,MEDULA.id  Hampir tujuh tahun berlalu sejak gempa bumi dan tsunami dahsyat mengguncang Kota Palu pada 28 September 2018. Namun, semangat untuk bangkit tak pernah padam. Salah satu wujud nyata dari kebangkitan itu kini berdiri megah di jantung kota—Grand Sya Hotel, yang dulunya dikenal sebagai The Sya Hotel.

Berlokasi di Jalan Sam Ratulangi, Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Grand Sya Hotel resmi diluncurkan kembali dalam sebuah seremoni haru dan penuh optimisme pada Jumat malam (27/6/2025). Gedung yang dahulu hancur akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7,4 kini hadir dengan wajah baru, menjadi simbol ketangguhan masyarakat Palu yang tak pernah menyerah pada cobaan.

Syafruddin, pemilik Grand Sya Hotel, mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam. Di hadapan para tamu undangan dan awak media, ia menegaskan bahwa kebangkitan hotel ini bukan semata soal membangun ulang bangunan fisik, melainkan mencerminkan perjuangan batin dan semangat pantang menyerah.

“Kalau sesuatu dikerjakan dengan hati dan kesungguhan, jangan pernah takut. Pasti akan ada jalannya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia menambahkan, kehadiran Grand Sya Hotel bukan hanya memperkaya infrastruktur perhotelan berbintang di Palu, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi lokal.

“Kami ingin Palu bangkit, dan Grand Sya Hotel menjadi bagian dari perjalanan itu. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi tentang harapan,” tambahnya.

Disambut hangat oleh masyarakat dan pelaku usaha, Grand Sya Hotel diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal dan menjadi tempat bertemunya ide, pertemuan penting, serta kenangan baru bagi kota yang telah melewati badai.

General Manager Grand Sya Hotel, Guntoro Purnomo, menjelaskan bahwa hotel ini mengusung konsep modern klasik, dengan penggunaan ornamen batu marmer Donggala yang disusun secara artistik serta kayu hitam khas di berbagai sudut ruangan, menciptakan nuansa yang elegan dan hangat.

Hotel ini menawarkan 168 kamar, menjadikannya salah satu yang terbesar di Kota Palu. Di lantai dua, terdapat restoran “Galeri” yang menyajikan lukisan dari seluruh ibu kota kabupaten di Sulawesi Tengah—mulai dari Kota Palu, Sigi, Parigi, hingga daerah lainnya.

“Melalui restoran Galeri, kami ingin tamu tak hanya menginap, tetapi juga membawa pulang memori tentang Sulawesi Tengah,” kata Guntoro.

Berbagai fasilitas mewah turut melengkapi hotel ini, antara lain kolam renang dewasa dan anak, Harumi Spa & Lounge, gym di lantai 9, hingga presidential suite seluas hampir 180 meter persegi dengan panorama 360 derajat Teluk Palu, perbukitan, dan Masjid Baitul Khairat.

Guntoro juga mengungkapkan bahwa pihak hotel tengah menyiapkan teropong di lantai 9 agar tamu dapat menikmati lanskap indah Teluk Palu dan Lembah Palu secara langsung. Selain itu, tersedia family room di setiap lantai, deluxe room, superior room, dan ruang rapat eksekutif yang cocok untuk agenda penting seperti pertemuan bilateral.

“Kami ingin Grand Sya Hotel menjadi pilihan utama, bukan hanya untuk menginap, tetapi juga sebagai tempat menciptakan pengalaman berkesan di Sulteng,” tutup Guntoro.

Grand Sya Hotel kini berdiri sebagai saksi bisu bahwa dari puing-puing kehancuran, sebuah kebangkitan bisa tumbuh, asal dikerjakan dengan cinta, harapan, dan kesungguhan. Palu mungkin pernah retak, tapi semangat warganya tetap utuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *