PALU,MEDULA.id – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, SE, turun langsung menemui warga Kelurahan Balaroa di halaman Kantor Kelurahan, Kamis (10/7), menyusul aksi penyegelan kantor oleh sejumlah penghuni Hunian Tetap (Huntap) yang belum menerima sertifikat kepemilikan rumah.
Dilansir dari kailipost.com, Dalam dialog terbuka itu, Wali Kota Hadianto mendengarkan langsung aspirasi warga dan menjelaskan progres penyelesaian administrasi kepemilikan Huntap Balaroa yang selama ini menjadi sorotan. Ia memastikan bahwa proses penerbitan sertifikat hunian masih terus berjalan dan menjadi prioritas Pemerintah Kota Palu.
“Insyaallah, paling lambat tahun depan sertifikatnya rampung. SK penerima huntap sudah menjadi dasar legalitas yang sah,” terang Hadianto di hadapan warga.
Ia menambahkan bahwa proses sertifikasi ini juga sedang dilakukan secara paralel untuk huntap di wilayah lain seperti Tondo. Pemerintah Kota menargetkan penyelesaian dokumen tersebut dapat dirampungkan sebelum peringatan Hari Kemerdekaan RI pada Agustus 2026.
“Ini adalah komitmen saya untuk keluarga besar Huntap Balaroa. Sertifikat adalah hak saudara-saudara semua dan kami sedang bekerja untuk itu,” tegasnya.
Menanggapi keluhan warga terhadap kinerja lurah, Wali Kota menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan publik di tingkat kelurahan. Ia menekankan bahwa setiap aduan warga akan ditindaklanjuti dengan serius.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pergantian pejabat tidak bisa dilakukan hanya karena desakan sesaat. “Kita akan evaluasi, kalau ada kelalaian, tentu akan diberi teguran. Tapi semua harus sesuai prosedur,” ujarnya.
Wali Kota turut mengimbau warga untuk tidak lagi melakukan penyegelan kantor kelurahan, demi menjaga pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan lancar.
“Silakan terus sampaikan aspirasi, tapi jangan ganggu pelayanan. Kantor harus tetap terbuka untuk melayani warga,” pungkasnya.
Kehadiran langsung Wali Kota di tengah warga ini menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kota Palu dalam menyikapi masalah yang dihadapi warganya, sekaligus menunjukkan pendekatan dialogis sebagai solusi dari ketegangan yang sempat terjadi.
