PALU,MEDULA.id – Hingga Maret 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data resmi mengenai jumlah penduduk miskin di Indonesia berdasarkan catatan kependudukan terbaru. Angka-angka ini tidak hanya merefleksikan kondisi ekonomi nasional, tetapi juga menunjukkan ketimpangan kesejahteraan antarwilayah di Tanah Air.
Tiga Besar: Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah
Secara absolut, tiga provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak berasal dari Pulau Jawa. Jawa Timur menempati peringkat pertama dengan angka mengejutkan: 3.875.880 jiwa yang hidup dalam kemiskinan. Disusul oleh Jawa Barat dengan 3.654.750 jiwa, dan Jawa Tengah dengan 3.366.690 jiwa.
Kendati ketiganya merupakan provinsi dengan populasi besar, tingginya angka kemiskinan ini tetap menjadi perhatian serius, mengingat Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan dan ekonomi Indonesia.
Persentase Kemiskinan Tertinggi: Papua Pegunungan
Berbeda dengan data absolut, provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi secara persentase adalah Papua Pegunungan. Artinya, meski jumlah penduduknya tidak sebesar provinsi lain, namun proporsi masyarakat miskin di wilayah ini tergolong paling tinggi dibanding daerah lain di Indonesia. Hal ini memperkuat narasi tentang kesenjangan pembangunan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Nasib Indonesia Timur: NTT dan Sulawesi
Wilayah Indonesia Timur masih menjadi sorotan dalam laporan BPS. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali masuk ke dalam lima besar provinsi termiskin, menandakan persoalan struktural yang belum terselesaikan, mulai dari akses pendidikan, kesehatan, hingga ketahanan pangan.
Sementara itu, Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-10 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak. Ini menunjukkan bahwa meskipun Sulsel dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur, kesenjangan internal masih terjadi.
Sulawesi Tengah: Penurunan, Tapi Belum Signifikan
Untuk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), posisi kemiskinan berada di papan tengah, yakni peringkat ke-15 secara nasional. Meski begitu, provinsi ini mencatatkan sedikit perbaikan: jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 0,60 persen dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Pada September 2024, penduduk miskin tercatat sebanyak 358.330 jiwa, dan menurun menjadi 356.190 jiwa pada Maret 2025.
Angka tersebut memang mencerminkan kemajuan, namun penurunannya masih terbilang tipis dan perlu didorong lebih kuat melalui program-program sosial dan ekonomi yang lebih merata serta terukur.
Sumber: “Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang, atau 8,47% dari total penduduk, mengalami penurunan dibandingkan September 2024″