PALU,MEDULA.id – Festival Film Tengah (FFT) 2025 resmi berakhir pada Minggu (10/8/2025) di Museum Provinsi Sulawesi Tengah. Selama lima hari, ajang ini sukses menghadirkan 47 film pilihan dari 197 karya yang mendaftar, mencakup tujuh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, 35 daerah lain di Indonesia, dan tujuh negara internasional.
Yayasan Sinema Mandiri Sinekoci Palu sebagai penyelenggara menutup festival dengan apresiasi tinggi kepada seluruh sineas, penonton, dan mitra pendukung. Direktur FFT, Ifdal, mengatakan festival tahun ini membuktikan bahwa Sulawesi Tengah memiliki potensi besar di dunia perfilman.
“Selama lima hari, museum ini menjadi ruang dialog dan pengalaman artistik. Penonton tidak hanya menonton, tetapi juga berdiskusi, memahami, dan mengkritisi film sebagai praktik budaya,” ujar Ifdal.
Festival ini menampilkan karya lintas format, mulai dari film naratif, dokumenter, eksperimental, video art, hingga sound-only film dan karya berbasis game. Program unggulan “Expand Cinema” menjadi salah satu sorotan, memperluas batas sinema ke ranah pertunjukan artistik yang interaktif.
Kategori kompetisi tahun ini dimenangkan oleh enam film di kategori umum dan empat film di kategori pelajar. Ketiga juri – Lulu Ratna, Khozy Rizal, dan Manshur Zikri – menilai karya berdasarkan orisinalitas, kekuatan narasi, serta keberanian eksplorasi visual.
Direktur Artistik FFT, Taufik, menegaskan bahwa festival ini terbuka bagi semua gaya bercerita. “Tidak ada batasan kaku di FFT. Semua medium audiovisual punya ruang di sini, dan itulah yang membuat festival ini berbeda,” jelasnya.
Sarah, dari manajemen FFT, menambahkan bahwa antusiasme pelajar dan mahasiswa sangat tinggi. “Mereka bukan hanya penonton, tapi juga pembuat film yang lintas disiplin. FFT memberi mereka panggung yang setara dengan sineas nasional maupun internasional,” katanya.
Penutupan festival diwarnai dengan pemutaran film pemenang dan sesi bincang santai antara juri, sineas, dan penonton. Banyak yang berharap Festival Film Tengah tetap menjadi agenda tahunan untuk memperkuat jejaring kreatif Sulawesi Tengah dengan komunitas film yang lebih luas.