PALU,MEDULA.id – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Sulawesi Tengah yang akan digelar pada 29–30 Agustus 2025 di Kota Palu, dinamika politik internal partai berlambang beringin semakin terasa. Sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat ketua, memunculkan spekulasi hangat di ruang-ruang publik maupun kalangan internal kader.
Nama Arus Abd Karim, ketua petahana, menjadi salah satu kandidat kuat. Didukung sebagian kader internal DPD Sulteng, Arus disebut memiliki rekam jejak politik yang cukup solid. Di bawah kepemimpinannya, Partai Golkar berhasil mengantar dua kader duduk di DPR RI Dapil Sulteng, meraih delapan kursi DPRD provinsi, serta memenangkan sejumlah pilkada serentak 2024. Rekam jejak ini dianggap sebagai modal kuat jika ia kembali melanjutkan kepemimpinannya untuk periode ketiga.
Selain Arus, ada pula nama Imelda Liliana Muhidin, Bendahara DPD Golkar Sulteng sekaligus Wakil Wali Kota Palu. Imelda dinilai memiliki modal politik besar, baik dari kiprahnya sebagai pemimpin daerah maupun dukungan keluarga politiknya. Ia merupakan putri dari H. Muhidin Said, Wakil Ketua Banggar DPR RI sekaligus pengurus strategis DPP Golkar yang kini menjabat Koordinator Wilayah Sulteng–Gorontalo. Figur Imelda dinilai bisa menghadirkan semangat regenerasi sekaligus memperkuat representasi perempuan di tubuh Golkar Sulteng.
Nama lain yang juga diperhitungkan adalah H. Beniyanto Tamoreka. Ketua DPD Golkar Kabupaten Banggai sekaligus anggota DPR RI Dapil Sulteng ini berhasil meraih kursi ketujuh dengan sisa suara sekitar 90 ribu. Kehadiran Beni di bursa calon ketua memberi warna baru, terutama bagi kader yang menginginkan variasi figur di luar poros utama.
Menanti Arah DPP dan Ketum Bahlil
Pertanyaan besar yang kini mengemuka adalah arah dukungan DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Ketua Umum Bahlil Lahadalia. Dikenal mendorong regenerasi, Bahlil bahkan mengisi struktur DPP dengan 60 persen kader muda. Ia menyebut hal itu sebagai “kehendak zaman”, merespons bonus demografi dan tuntutan partai untuk semakin dekat dengan generasi milenial.
Meski demikian, Bahlil dinilai tetap memperhatikan aspirasi akar rumput. Jika Arus mendapat diskresi khusus dari ketua umum, bukan mustahil ia melenggang kembali seperti preseden sebelumnya saat almarhum Prof. Aminuddin Ponulele menjabat tiga periode.
Namun, opsi penyegaran juga terbuka lebar. “Apakah Ketum akan kembali memberikan kesempatan kepada Arus atas prestasi politiknya, atau justru mendorong regenerasi demi penyegaran kader? Semua masih menjadi tanda tanya sekaligus dinamika yang sehat dalam demokrasi internal,” ujar salah satu kader Golkar di Sekretariat Musda XI, Jalan Moh Yamin Palu, Senin (18/8/2025).
Kehadiran Ketum di Palu
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dijadwalkan hadir langsung bersama jajaran DPP pada pembukaan Musda XI di Palu, 29 Agustus 2025. Kehadiran Bahlil akan menjadi momen penting, bukan hanya memberi arah politik, tetapi juga memperkuat legitimasi proses demokrasi di tingkat daerah.
Musda XI Partai Golkar Sulteng dipandang strategis karena hasilnya akan menentukan arah konsolidasi partai menuju Pemilu 2029 sekaligus memperkuat basis dukungan rakyat di tengah persaingan politik nasional.
