Sulteng Masih di Atas Rata-Rata Nasional, Pemprov Optimis Inflasi Akan Melandai Menjelang Akhir Tahun

Bagikan Via:

PALU, MEDULA.id – Provinsi Sulawesi Tengah hingga September 2025 masih mencatat angka inflasi yang lebih tinggi dari rata-rata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, tingkat inflasi year on year (y-on-y) tercatat sebesar 3,88 persen, sementara inflasi nasional berada di bawahnya.

Dilansir dari Kailipost.com, Kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok masih menjadi faktor utama penyumbang inflasi. Kondisi ini turut menekan daya beli masyarakat yang mulai melemah, terutama di sektor rumah tangga dan konsumsi harian.

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) juga mengalami penurunan tipis, menandakan bahwa pendapatan petani belum mampu mengimbangi kenaikan harga barang konsumsi. Situasi ini menjadi sinyal bagi pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret dan solutif dalam mengendalikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru) — periode yang biasanya diwarnai lonjakan permintaan dan harga.

Pemerintah Daerah Optimis Inflasi Akan Terkendali

Meski tantangan masih besar, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A Lamadjido, menyampaikan optimisme bahwa inflasi di Sulteng dapat ditekan secara bertahap. Ia menilai beberapa komoditas pangan sudah menunjukkan tren penurunan harga.

“Semoga menjelang akhir tahun tidak terjadi kenaikan tajam. Kita terus berupaya agar inflasi dapat terkendali di angka 3,5 persen sesuai target nasional,” ujar Reny saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi Daerah di ruang Polibu, Selasa sore (14/10/2025).

Rapat tersebut dihadiri oleh Sekretaris Provinsi Novalina, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng Irfan Sukarna, perwakilan BPS, Bulog, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para distributor dan pedagang beras dari beberapa pasar di Kota Palu.

Data Inflasi September 2025: Tolitoli Tertinggi, Palu Terendah

Berdasarkan data BPS, inflasi y-on-y Sulteng pada September 2025 tercatat 3,88 persen, menurun dari Agustus 2025 yang berada di angka 4,02 persen. Sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 110,96.

Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Tolitoli sebesar 5,26 persen dengan IHK 116,99, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 3,03 persen dengan IHK 108,97.

Untuk inflasi month to month (m-to-m) tercatat -0,07 persen, menunjukkan adanya perbaikan kecil pada harga beberapa komoditas. Adapun inflasi year to date (y-to-d) hingga September berada di angka 3,55 persen.

Anomali Berulang: Sulteng Surplus Beras, tapi Harga Melonjak

Dalam rapat tersebut, Wagub Reny menyoroti anomali yang berulang setiap tahun, khususnya terkait komoditas beras. Meski Sulawesi Tengah dikenal sebagai daerah surplus beras, harga di pasar lokal justru melonjak dan menjadi penyumbang utama inflasi daerah.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BI Sulteng, Irfan Sukarna, yang mengaku heran dengan fenomena tersebut.

“Sulteng adalah daerah produsen beras yang surplus, tapi justru kesulitan mengendalikan harga di pasar lokal. Ini anomali yang perlu penanganan cepat,” ungkap Irfan.

Beredar informasi bahwa sebagian besar beras Sulteng dialirkan ke provinsi lain, seperti Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Kondisi ini disebut menjadi salah satu pemicu kelangkaan pasokan lokal dan naiknya harga.

Untuk itu, pemerintah provinsi sedang mempertimbangkan kebijakan pembatasan sementara distribusi beras ke luar wilayah Sulteng, terutama hingga kondisi harga dan pasokan di pasar lokal kembali stabil.

“Langkah pembatasan ini bukan bentuk pelarangan, tetapi strategi jangka pendek untuk menstabilkan pasokan dalam menghadapi Nataru,” tegas Wagub Reny.

Harapan Menjelang Akhir Tahun

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berkomitmen memperkuat koordinasi lintas instansi, termasuk dengan Bulog dan distributor pangan, untuk menjaga kestabilan harga menjelang akhir tahun. Upaya tersebut meliputi operasi pasar, monitoring harga harian, serta distribusi pangan murah ke wilayah dengan tingkat inflasi tinggi.

“Kami optimis, dengan kerja sama semua pihak, inflasi di Sulteng bisa kembali ke level aman dan masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga wajar,” tutup Wakil Gubernur Reny A Lamadjido.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *