PALU, MEDULA.id – Kota Palu terus berbenah. Dalam waktu dekat, wajah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah akan berubah dengan hadirnya proyek ambisius bernama Elevated Road Silabeta sebuah jalan layang yang akan membentang megah di sepanjang tanggul Sungai Palu, menghubungkan kawasan Silae, Besusu, dan Talise. Nama “Silabeta” sendiri merupakan akronim dari tiga wilayah tersebut, yang selama ini menjadi denyut ekonomi dan mobilitas warga Kota Palu.
Dilansir dari Kailipost.com, Bagi sebagian warga, istilah Silabeta mungkin baru terdengar. Namun, di balik nama itu tersimpan konsep besar: penataan kawasan perkotaan berbasis ekonomi dan wisata modern, yang diharapkan menjadi ikon baru Sulawesi Tengah.
Dari Sungai Menjadi Jalan Layang
Menurut rencana Pemerintah Kota Palu, kawasan di sepanjang anak Sungai Palu akan ditata menjadi jalan layang (elevated road) yang tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi, tetapi juga sebagai koridor wisata dan ekonomi kreatif.
Secara umum, jalan layang adalah jalan raya yang ditinggikan di atas permukaan tanah, dibangun untuk mengurai kemacetan dan memisahkan arus lalu lintas antara kendaraan dan aktivitas pejalan kaki di bawahnya. Namun, konsep Elevated Road Silabeta lebih dari sekadar proyek transportasi ini adalah upaya menciptakan ruang kota baru yang berkarakter, produktif, dan ramah UMKM.
Paparan di BPKP: Menuju Rencana Pembangunan 2026
Pada Selasa, 11 November 2025, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, bersama Wakil Wali Kota Imelda Liliana Muhidin, Kepala Inspektorat Rizal Rauf, serta sejumlah pejabat lainnya, melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Tengah.
Kunjungan tersebut merupakan ekspose rencana kawasan Silabeta yang akan mulai digarap pada Tahun Anggaran 2026. Kepala Perwakilan BPKP, Muhammad Yusuf Ateh, beserta jajarannya mendengarkan langsung paparan dari Wali Kota Hadianto mengenai konsep, manfaat, dan arah pengembangan kawasan tersebut.
“Ke depan, kami berencana menghadirkan food street sepanjang 4,3 kilometer dengan menyediakan sekitar 781 lapak bagi pelaku UMKM, sebagai bagian dari penataan kawasan Teluk Palu,” tutur Hadianto dalam presentasinya.
Ia menambahkan bahwa proyek ini juga akan disinergikan dengan penataan jalur dua, perbaikan sistem drainase, serta penguatan sektor UMKM dan pariwisata perkotaan yang berkelanjutan.
Terinspirasi dari Tata Kota Jepang
Konsep desain Elevated Road Silabeta akan mengadopsi gaya penataan ruang urban Jepang, yang menekankan efisiensi ruang, keindahan visual, dan akses publik yang inklusif. Dengan sistem pencahayaan, taman vertikal, serta zona UMKM di bawah jalur jalan layang, kawasan ini diharapkan menjadi magnet baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Kami ingin agar proyek ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi juga wadah tumbuhnya ekonomi rakyat. Tahun 2028, kami targetkan peningkatan signifikan pada pendapatan pelaku UMKM di kawasan ini,” tegas Hadianto.
Dukungan BPKP untuk Tata Kelola Transparan
Kepala BPKP Sulawesi Tengah, Muhammad Yusuf Ateh, menyampaikan apresiasi atas langkah inovatif Pemerintah Kota Palu. “Kami mendukung penuh setiap kebijakan pembangunan yang transparan, akuntabel, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan komitmen BPKP untuk terus mendampingi setiap proses perencanaan hingga implementasi agar proyek ini berjalan sesuai prinsip good governance dan tidak menyimpang dari koridor keuangan negara.
Simbol Kota yang Bangkit
Proyek Elevated Road Silabeta menjadi bukti nyata bahwa Palu bukan hanya membangun kembali fisik kota pasca-bencana, tetapi juga membangun identitas baru sebagai kota modern, tangguh, dan berpihak pada rakyat kecil. Jika berhasil, kawasan Silabeta bukan hanya menjadi jalur jalan layang, tetapi juga jalur kebangkitan ekonomi Kota Palu.
