Palu, Medula.id – Hannah Asa Indonesia- Hannah Bootcamp kembali digelar pada Minggu (10/11/2024) dengan tema “Smart Financial Journey With Hannah – Batch 2” yang bertujuan untuk mendidik Masyarakat Sulawesi Tengah tentang literasi keuangan.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengatakan bahwa Hannah Bootcamp ini memiliki tujuan agar generasi muda bisa melek keuangan sejak dini untuk Indonesia khususnya Sulawesi Tengah yang lebih maju.

“Tujuannya adalah untuk mendidik Masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya generasi muda tentang literasi keuangan, utamanya kelompok perempuan karena mendidik satu perempuan sama artinya mendidik satu generasi, literasi keuangan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan belajar literasi keuangan sejak dini akan mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang melek keuangan di masa depan menuju Indonesia khususnya Sulawesi Tengah yang lebih maju”, jelasnya, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa (12/11/2024) yang berlokasi di Hanah Homestay.

Ia mengungkapkan bahwa Bootcamp ini adalah inisiatif dari Tim Hannah Asa Indonesia yang diberi nama “Smart Financial Journey With Hannah” adalah rangkaian kelas keterampilan dan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang literasi keuangan.
Hannah Bootcamp Batch 2 tersebut terbuka untuk masyarakat umum, ASN, karyawan swasta, ibu rumah tangga, profesional, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), mahasiswa dan pelajar. Kegiatan ini selaras dengan pernyataan dari Mardiyah.

“Melihat antusiasme masyarakat pada Hannah Bootcamp Batch 1 yang hanya diperuntukkan bagi para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang tinggal di Kota Palu dan sekitarnya, oleh karena itu di batch 2 ini dibuka untuk masyarakat umum,” tangkasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dirilis secara rutin untuk mengukur tingkat pemahaman dan akses masyarakat terhadap layanan keuangan di Indonesia. Pada 2024, survei ini untuk pertama kali dilakukan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), melibatkan 10.800 responden berusia 15-79 tahun di 34 provinsi.
Berdasarkan wilayah, pada tahun ini ternyata masih terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat literasi dan inklusi keuangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Indeks literasi keuangan di perkotaan mencapai 69,71 persen, sedangkan di perdesaan tercatat lebih rendah, yaitu 59,25 persen. yang lebih menarik lagi, indeks inklusi keuangan juga lebih tinggi di perkotaan dengan 78,41 persen, dibandingkan dengan pedesaan yang baru mencapai 70,13 persen.
Sehingga salah satu harapan tim Hannah, melalui bootcamp ini peserta bisa membagikan ilmu yang didapatkan kepada warga desa, sehingga bisa menjadi rantai kebaikan.
Lebih spesifik, Mardiyah juga mengatakan harapannya pada Hannah Bootcamp Batch 2 ini adalah agar peserta mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, memiliki kemampuan apabila terjebak Pinjol (Pinjaman Online) dan Judol (Judi Online), dan warga Sulawesi Tengah mampu berkolaborasi baik individu maupun komunitas untuk meningkatkan literasi keuangan.
Kegiatan tersebut berjalan dengan sangat meriah, peserta berdiskusi untuk memecahkan studi kasus nyata tentang pengelolaan keuangan, dan latihan praktik membuat anggaran berdasarkan situasi saat ini.
“Terdapat empat metode yang digunakan, diantaranya presentasi interaktif, diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi anggaran,” ungkap Mardiyah.
Hannah Bootcamp Batch 2 ini juga menghadirkan beberapa narasumber.
“Jadi narasumber pada kegiatan Hannah Bootcamp ini yaitu Bernd Michael Unger adalah Kepala Penasihat Teknis KfW Kreditanstalt für Wiederaufbau (Institut Kredit untuk Rekonstruksi) untuk Forest Programme III – Sulawesi, dan juga ada Urfia Ikromah merupakan seorang akuntan dan manajemen finansial yang mempunyai pengalaman bekerja selama tiga tahun di Kementerian Keuangan,” jelasnya.
Kegiatan ini disupport langsung oleh Kabar Sulteng, Hannah Homestay, dan Orca Dental Studio Palu.
Founder Orca Dental Studio Palu, Dr. Adrian Rustam yang turut menjadi peserta pada kegiatan Hannah Bootcamp Batch 2 turut mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat membantu dalam mengatur keuangan.
“Menurut saya kegiatan ini sangat membantu kita sebagai individu yang masih bingung dalam mengatur keuangan terutama keuangan pribadi ya. Dan dengan adanya kegiatan ini harapannya sih kita bisa memanage keuangan pribadi mulai dari mengatur pos – pos pemasukan, pengeluaran, dan yang paling utama nih dari semuanya mungkin mengatur tabungan dan investasi kan kita masih anak-anak muda semua, gen millennial, dan gen z juga jadi dengan belajar di hannah bootcamp ini kita belajar mengenai basic financial management, dan yang saya pelajari dari sini adalah bagaimana memanage tabungan dan investasi,” tuturnya.
Adrian berharap agar kegiatan Hannah Bootcamp terus berlanjut mengingat pentingnya literasi keuangan.
“Harapan saya si bisa ada series-series selanjutnya karena menurut saya belajar tentang keuangan itu nggak cukup kalo misalnya cuman satu jam dua jam doang. Karena masih banyak sekali hal-hal yang harus kita pelajari dan menurut saya masyarakat kota palu juga masih minim literasi soal keuangan. Jadi saya rasa kelas-kelas ini wajib lanjut ke series selanjutnya,” ucapnya.
Dosen Universitas Tadulako, Rizky Alfiaty juga mengatakan, materi yang dibawakan oleh narasumber sangat mudah dipahami sehingga peserta melek keuangan.
“Testimoni saya setelah mengikuti Hannah Bootcamp yang pertama menyenangkan karena materinya mudah dipahami dan kita jadinya melek keuangan karena akhirnya kita paham bahwa ternyata pos pos dalam satu bulan penghasilan itu ada beberapa item kemudian bagaimana cara kita merencanakan untuk aman di masa tua itu ternyata bisa dipelajari dan bisa dipahami jadi untuk batch selanjutnya saya harap banyak yang mengikuti,” ujarnya.
Peserta yang tak kalah antusias juga berasa dari mahasiswa, Carolina Gaudensia, mengaku bahwa dengan adanya bootcamp ini dia menjadi tahu kesalahan dalam mengelola keuangannya.
“Kegiatan hari ini super duper menyenangkan karena saya jadi tahu ternyata cara membagi keuangan saya selama ini masih salah jadi kedepannya saya bisa perbaiki lagi.dan harapannya semoga Hannah Asa Indonesia itu selalu tetap membantu sesama terutama saya bisa mengikuti bootcamp yang diadakan Hannah Asa Indonesia,” tutupnya.