Palu, Medula.id – Mengelola keuangan adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang, terutama untuk generasi sandwich. Menjadi generasi sandwich tidaklah mudah, mereka harus melakukan pengelolaan keuangan dengan baik karena memiliki tanggung jawab keuangan yang besar untuk anggota keluarganya. Berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menunjukkan segmen penduduk yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat nasional.

Berdasarkan kelompok umur, yakni penduduk umur 15-17 tahun dan 51-79 tahun. Sehingga dari data tersebut menjadi tugas anak muda untuk menopang dan menunjang perekonomian orang tua lanjut usia di keluarganya. Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengatakan terdapat 3 tipe generasi sandwich berdasarkan kondisi keuangan mereka yakni The Traditional Sandwich Generation, The Club Sandwich Generation, dan Open-faced Sandwich Generation.

“Terdapat 3 tipe generasi sandwich berdasarkan kondisi keuangan yang mereka miliki. Ada The Traditional Sandwich Generation, The Club Sandwich Generation, dan Open-faced Sandwich Generation,” ungkap Mardiyah, pada Rabu (20/11/2024). Orang-orang antara usia 40 hingga awal 50 tahunan masuk ke dalam tipe The Traditional Sandwich Generation. Mereka yang masuk dalam kategori ini adalah orang yang merawat orang tua usia lanjut, pasangan, dan juga anak-anaknya yang membutuhkan dukungan secara fisik, emosional dan finansial.

Selanjutnya, The Club Sandwich Generation merupakan kumpulan orang berusia 30 hingga 40 tahunan. Beban yang harus ditanggung oleh generasi ini lebih besar dibanding traditional sandwich generation. Individu yang masuk dalam kategori tersebut memiliki tanggungan anak yang masih berusia kanak-kanak, orang tua, dan bahkan kakek-neneknya. Jika sudah memiliki cucu, maka beban yang harus ditanggung lebih banyak lagi.
Yang ketiga Open-faced Sandwich generation merupakan generasi yang berisi orang-orang dewasa yang belum memiliki anak. “Jadi, mereka hanya harus menanggung beban orang tuanya saja atau bisa juga saudara-saudaranya,” jelas Mardiyah. Menurutnya, tipe-tipe generasi sandwich ini perlu dipahami karena bisa berdampak pada financial stress.
“Tipe-tipe ini perlu dipahami karena generasi ini merupakan penopang keberlangsungan kehidupan keluarga, tipe-tipe generasi sandwich ini memiliki tanggung jawab keuangan yang cukup besar, tapi di sisi yang lain mereka memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah yang menyebabkan financial stress,” tambahnya.
Mardiyah menambahkan, alasan generasi sandwich perlu melakukan perencanaan keuangan, agar bisa membantu keluarga mengelola pengeluaran, bisa mencapai tujuan keuangan (baik jangka pendek, menengah sampai jangka panjang), bisa terhindar dari hutang berlebihan akibat over spending, bisa membantu pensiun keluarga, dan memaksimalkan hasil investasi.
Ia mengatakan, generasi sandwich yang melakukan perencanaan keuangan bisa mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik. Tak hanya itu, Mardiyah juga menawarkan solusi untuk mengelola keuangan bagi orang tua. Dimulai dari membuat rencana keuangan hingga menabung untuk persiapan pensiun.
“Ada beberapa tips atau solusi untuk orang tua agar bisa mengelola keuangannya dengan baik. Dimulai dari membuat rencana keuangan baik itu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Setelah itu menyiapkan dana darurat, hindari berhutang konsumtif, dan mulailah menabung untuk pensiun”, tutupnya.