TOJO UNA-UNA,MEDULA.id – Viral di media sosial, kisah haru bocah bernama Muhammad Afgan Rawadang atau akrab disapa Galang, asal Desa Wakai, Kecamatan Una-una, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, yang menangis karena dilarang bersekolah oleh ayahnya akibat keterbatasan ekonomi, akhirnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Pusat.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Abcandra Muhammad Akbar Supratman, secara langsung mengunjungi kediaman Galang pada Senin (16/6). Dalam kunjungannya, Abcandra turut didampingi oleh Bupati Tojo Una-una serta beberapa perwakilan dari Pemerintah Daerah dan unsur Forkopimda setempat.
Kunjungan tersebut tidak sekadar simbolik. Abcandra membawa serta berbagai bentuk bantuan, mulai dari perlengkapan sekolah untuk Galang hingga paket kebutuhan pokok untuk keluarganya. Ia juga menyerahkan bantuan tas sekolah kepada sejumlah anak-anak di Desa Wakai sebagai bentuk komitmen atas pentingnya pendidikan bagi generasi muda di daerah kepulauan.
Klarifikasi Pemerintah atas Video Viral
Menanggapi simpati publik atas video yang memperlihatkan Galang menangis dan mengungkapkan keinginannya untuk bersekolah, Abcandra memberikan klarifikasi penting. Ia menyampaikan bahwa meskipun video tersebut baru viral dalam beberapa hari terakhir, Pemerintah Daerah setempat sejatinya telah merespons dan memberikan bantuan sejak lama.
“Memang ada video viral dari seorang anak pulau yang menarik simpati banyak pihak. Namun, perlu kami luruskan bahwa Pemerintah Kabupaten Tojo Una-una sebelumnya sudah beberapa kali memberikan bantuan. Bahkan dari Pemerintah Provinsi, TNI, hingga Polri juga ikut terlibat,” jelas Abcandra melalui akun Instagram resminya.
Namun demikian, ia juga menyampaikan bahwa muncul dugaan bahwa pihak keluarga Galang mencoba membangun narasi tertentu untuk mendapatkan belas kasihan secara terus-menerus dari publik dan pihak berwenang.
“Perlu diluruskan bahwa negara hadir bukan hanya karena viral, tapi karena memang sudah menjadi kewajiban negara untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan. Hari ini kami datang bukan membiarkan hal itu terjadi. Tapi sudah sangat sering adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan Provinsi,” tambahnya.
Rencana Jangka Panjang: Akses Pendidikan Berkelanjutan
Untuk memastikan kelangsungan pendidikan Galang ke depan, Abcandra menyampaikan bahwa pihaknya tengah merancang solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah mengajak Galang untuk melanjutkan pendidikan di salah satu pondok pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Tojo Una-una.
“Kami sedang melakukan koordinasi dengan pondok pesantren yang ada, agar Galang bisa mendapatkan pendidikan yang layak dalam lingkungan yang mendukung. Ini bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi upaya membangun masa depan yang lebih baik,” ujar politisi yang dikenal aktif dalam isu-isu sosial tersebut.
Dukungan Komunitas dan Pemerintah Daerah
Bupati Tojo Una-una yang turut hadir dalam kunjungan tersebut juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten terus berupaya hadir di tengah masyarakat, khususnya dalam menjamin hak dasar warga, seperti pendidikan dan kesehatan.
“Bantuan bukan hanya datang saat ada masalah. Banyak program pendidikan, sosial, dan ekonomi yang kami rancang untuk menjangkau daerah-daerah terpencil seperti Wakai,” tegasnya.
Masyarakat Desa Wakai menyambut positif kedatangan Wakil Ketua MPR RI dan rombongan. Mereka berharap perhatian pemerintah pusat ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan menjadi momentum perbaikan sistem pendidikan di wilayah kepulauan yang selama ini masih tertinggal dalam akses dan infrastruktur.
Pesan untuk Semua Orang Tua
Dalam kesempatan itu, Abcandra juga menitipkan pesan moral kepada seluruh orang tua di Indonesia, khususnya di wilayah terpencil, agar tidak mengabaikan hak pendidikan anak meski dalam keterbatasan ekonomi. Ia menegaskan bahwa negara selalu terbuka untuk membantu, selama masyarakat terbuka dan jujur menyampaikan kebutuhan mereka.
“Kita tidak ingin anak-anak Indonesia kehilangan masa depan hanya karena persoalan ekonomi. Pemerintah akan terus hadir, selama ada itikad baik dan komunikasi yang terbuka dari masyarakat,” tutupnya.