PALU, MEDULA.id – Konser Al Azhar Fest kembali digelar meriah pada Minggu (16/8) malam di Lapangan Sekolah SMA Al Azhar Mandiri Palu. Tahun ini, panggung utama menghadirkan penampilan spesial dari grup band legendaris Kahitna, serta dimeriahkan oleh band lokal seperti Rakesh, Qwerty, dan Prince of Mercy.
Ketua panitia Al Azhar Fest menjelaskan bahwa konsep acara tahun ini masih mengusung format yang lekat dengan identitas festival tersebut, yakni menghadirkan berbagai stand kreatif, tenant UMKM, dan pra-kelas. Meski begitu, terdapat sejumlah inovasi baru yang menambah pengalaman pengunjung.
Escape Room dan Wonderland of Sulawesi Hadir sebagai Wahana Baru
Berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang menghadirkan tiga stand tematik seperti Haunted House, Science House, dan Fun House, tahun ini pihak panitia mengerucutkan konsep tersebut menjadi dua tenant utama.
“Yang pertama adalah Escape Room, gabungan antara Science House dan Haunted House. Kemudian kami menghadirkan tenant baru yaitu The Wonderland of Sulawesi, yang benar-benar pertama kali tampil di Al-Azhar Fest tahun ini,” jelas ketua panitia.
Desain konsep tahun ini sepenuhnya mengikuti tema besar “Time Travelers Groove”, yang mengajak pengunjung merasakan pengalaman melintasi waktu melalui dekorasi, wahana, hingga penampilan.
Persiapan Dimulai Sejak Awal Tahun
Panitia telah bergerak sejak awal tahun untuk merancang konsep acara. Rapat rutin dilakukan untuk mematangkan ide, menyusun program, hingga memastikan seluruh elemen pendukung siap diterapkan.
“Tujuan dari Al-Azhar Fest adalah menjadi wadah bagi siswa-siswi SMA Al-Azhar untuk menyalurkan kreativitas di bidang seni. Semua siswa bisa berkreasi tanpa batas, sejalan dengan tema perjalanan waktu tahun ini,” katanya.
Pada hari pertama, panitia menggelar empat kategori perlombaan antar kelas, yakni drama musikal, akapela, dance modern, dan tari tradisional. Keempat kategori tersebut menjadi sorotan setelah para siswa menampilkan pertunjukan yang telah mereka persiapkan selama berbulan-bulan, lengkap dengan properti dan koreografi yang matang.
Tantangan Panitia: Komunikasi dan Penyatuan Gagasan
Ketua panitia mengakui bahwa tantangan terbesar selama persiapan adalah komunikasi internal. Jumlah panitia yang banyak membuat proses penyatuan pendapat membutuhkan usaha lebih.
“Jelas ada perbedaan pandangan. Tantangannya adalah bagaimana menyelaraskan perspektif dan mencari titik tengah. Setiap keputusan selalu melalui diskusi bersama dan musyawarah. Kami ingin semua panitia memiliki ruang dialog yang terbuka,” ujarnya.
Antusiasme Siswa Sangat Tinggi
Meski menghadapi tantangan, panitia menilai antusiasme siswa sangat luar biasa. Siswa tak hanya menjadi penonton, tetapi juga terlibat aktif sebagai peserta lomba, pengisi acara, hingga bagian dari tim kreatif di berbagai stand.
“Mereka betul-betul prepare, mulai dari konsep penampilan hingga kostum dan properti. Semua terlihat sangat serius dan antusias,” tambahnya.
Dengan meningkatnya partisipasi dan inovasi konsep tahun ini, Al Azhar Fest 2025 menjadi salah satu kegiatan sekolah yang paling dinantikan oleh siswa, alumni, hingga masyarakat sekolah.
